Anda pasti sudah mendengar berbagai berita baik televisi maupun melalui online mengenai rencana pemerintah untuk memindahkan ibu kota ke kota yang lain. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengatakan alasan pemindahan ibu kota ini adalah untuk memisahkan kota ekonomi dan kota pusat pemerintahan, yang mana Jakarta nantinya akan tetap menjadi kota pusat ekonomi atau bisnis.
Pada pernyataan pemerintah terakhir, ibu kota Indonesia yang mulanya berlokasi di Jakarta, akan dipindahkan ke kota Palangkaraya. Hal ini pun masih mengalami banyak fase penelitian dan berbagai pembahasan terhadap masyarakat. Lalu, bagaimana efeknya terhadap perputaran roda ekonomi di Indonesia?
Dampak Negatif
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia DKI Jakarta, Sarman Simajorang, menyebutkan salah satu risiko yang akan dialami adalah iklim investasi yang akan tersendat. “Jika sampai dipindahkan ke Palangkaraya akan menambah beban biaya dan waktu. Tentu ini akan menurunkan daya saing iklim investasi dan usaha,” ujar Sarman Simajorang.
Ia juga mengemukakan pendapat, bahwa kota Jakarta pun telah berdiri sekitar 53 tahun dalam tugasnya sebagai Ibu Kota Negara berdasarkan UU Nomor 10 tahun 1964. Dalam proses berkembangnya, Jakarta telah terbangun ratusan ribu perusahaan besar, mulai dari PMA, PMDN, BUMN dan perusahaan-perusahaan swasta nasional berkantor pusat di Jakarta. Interaksi perusahaan ini dengan pemerintah pusat sangat tinggi untuk mengurus berbagai perizinan dan kebijakan lainnya. Interaksi perusahaan-perusahaan tersebut dengan pemerintah pusat sangat tinggi untuk mengurus berbagai perizinan dan kebijakan lainnya.
Lalu, Ada kah Konsep Positif Dari Pindahnya Ibu Kota?
Temukan jawaban di halaman selanjutnya
Dampak Positif
Meskipun memiliki potensi untuk memberikan dampak negatif, tidak pungkiri lagi bahwa Jakarta sebagai ibu kota memiliki beban yang teramat tinggi sebagai pusat bisnis dan investasi, pusat keuangan, perdagangan dan pariwisata, sekaligus pusat pemerintahan/Ibu Kota.
Menumpuknya pusat aktivitas tersebut berdampak pada kemacetan lalu lintas yang sangat tinggi, arus urbanisasi, dan ketimpangan yang begitu jauh. Maka dari itu, perpindahan ibu kota bisa menjadi solusi dari masalah-masalah yang timbul di kota Jakarta.
Chief Economist SKHA Institute for Global Competitiveness, Erick Sugandi mengakui dampak positif pemindahan ibu kota bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di luar Jawa dan pemerataan pembangunan antar daerah.
“Proses penyiapan gedung-gedung dan infrastruktur baru di tempat baru akan dorong pertumbuhan ekonomi di lokasi baru tersebut dan daerah-daerah sekitarnya,” jelasnya dikutip melalui Liputan6.
Dampak positif lainnya, pemindahan ibukota juga akan meringankan beban Jakarta dari sisi sosial ekonomi. Dari sisi pertahanan, pemerintah akan dipaksa memperkuat pertahanan di ibu kota berada maupun wilayah di sekitarnya.
Terlebih lagi, perkembangan teknologi informasi (IT) mendukung terciptanya satu e-government yang dapat diatur sistem pengelolaannya. “Sistem perijinan dan pengurusan dokumen juga bisa online, beda dengan dekade-dekade sebelumnya,” tutur Erick Sugandi.
Jadi, sudah kah Anda terinspirasi untuk berbisnis guna memanfaatkan momen perpindahan ibu kota? Selamat menggali ide, ya!