Ikuti Langkah Ini Agar Startup Anda Didanai! | Kemunculan perusahaan startup di Indonesia tumbuh dengan angka yang cukup cemerlang. Setiap tahunnya, dunia bisnis semakin diramaikan oleh lahirnya founder-founder atau pemilik Startup baru, dengan jumlah lebih dari 1.500 perusahaan startup yang ada di Indonesia. Salah satu bagian krusial dari perjalanan sebuah perusahaan startup adalah pendanaan. Ada beragam jenis putaran pendanaan sesuai dengan tujuan, jumlah, dan penyedianya. Berikut Accurate Online, software pembukuan berbasis cloud Indonesia menjabarkan, mengenai cara kerja dan alur pendanaan sebuah perusahaan startup.
Tahap pertama, adalah untuk mencari beberapa rekan kerja yang memiliki visi misi sama untuk mendirikan sebuah startup. Anda diwajibkan untuk mencari partner kerja yang memiliki sudut pandang akan bagaimana sebuah perusahaan harus berjalan, juga ke arah mana Anda akan menggiring usaha Anda. Setelah itu, langkah yang dapat Anda lakukan adalah mematangkan konsep produk atau jasa Anda. Hal-hal teknis dan merinci seperti bagaimana mendapat bahan baku produk Anda, cara menangani harga bahan baku yang fluktuatif, sampai dengan biaya produksi sekaligus dengan tahap pengemasan, beserta logo dan warna-warna apa yang akan Anda tampilkan.
Setelah matang secara produk dan tim kerja, langkah selanjutnya yang menjadi hal krusial, adalah untuk mencari pendanaan awal. Hal ini dianggap krusial karena langkah inilah yang akan menentukan bagaimana perusahaan startup Anda akan melangkah pada kali pertama. Pendanaan awal dapat digunakan untuk melakukan uji coba dan pengembangan dari produk wal dengan menawarkan demo ke orang-orang terdekat atau langsung meluncurkan ke publik.
Pendanaan awal juga dapat digunakan untuk memperluas jangkauan pengguna sehingga lebih banyak, mendapatkan masukan, hingga memperbaiki produk menjadi lebih user-friendly. Pendanaan awal tidak diwajibkan untuk mendapatkan angka fantastis, namun setidaknya perusahaan startup Anda dapat mulai berjalan secara sederhana dan efisien
Di Indonesia sendiri, rata-rata putaran suntikan dana pada tahap awal berkisar antara Rp 500 juta hingga Rp 3 miliar. Besar kecilnya dana yang diperoleh tergantung dari seberapa besar investor melihat potensi yang Anda miliki, serta biaya yang diperlukan oleh startup tersebut. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya pemasaran, gaji karyawan, kantor, dan lain-lainnya. Sumber pendanaan tahap awal biasanya berasal dari orang-orang terdekat seperti keluarga, kolega. Konsep pendanaan tipe ini diberi nama angel investor, karena sistemnya yang masih pada proses awal dan sebagai ‘penolong’, pada umumnya perjanjian ini akan disertai pembagian saham sesuai dengan kesepakatan.
Setelah startup Anda berjalan, besar kemungkinan akan diikuti dengan permintaan pasar yang tinggi pula. Untuk menanggulangi situasi tersebut, perusahaan Anda akan membutuhkan pendanaan tambahan. Pada level ini diperlukannya pendanaan lanjutan yang biasa disebut dengan Seri A. Pendanaan pada tahap ini perusahaan startup tidak lagi mengandalkan pemberian suntikan dana dari angel investor, melainkan bersumber pada modal ventura atau biasa dikenal dengan sebutan Venture Capital. VC tersebut merupakan perusahaan-perusahaan yang didirikan untuk memberikan investasi ke perusahaan-perusahaan pemula yang baru dibangun (startup). Perusahaan yang dijadikan sebagai target biasanya adalah perusahaan yang membutuhkan dana dan dirasa memiliki potensi tinggi untuk berkembang, serta berbasis digital atau teknologi.
Pendanaan selanjutnya akan dinamai Seri B, Seri C, dan seterusnya, tergantung seberapa banyak perusahaan VC lanjutan yang akan mendanai perusahaan Anda. Namun banyak juga beberapa perusahaan yang pada awal pendanaan tanpa melalui angel investor, namun secara langsung menuju VC, salah satunya adalah Go-Jek. Lalu, sudah tertarik kah Anda untuk mendirikan perusahaan startup dan mencari investor yang mau mendanai?
Jangan lupakan juga mengenai sistem internal yang tidak kalah krusial untuk startup Anda, terutama pada sistem pembukuan keuangan. Menggunakan sistem pembukuan manual lebih baik dihindari karena memiliki peluang human error yang tinggi. Gunakan sistem pembukuan yang bersifat otomatis dengan basis cloud, seperti Accurate Online. Beberapa keuntungan yang akan Anda dapatkan, seperti export ke online pajak, cetak bukti potong PPH 23, dan lain-lain.