Sebagai pelaku usaha yang telah memiliki bisnis yang berjalan dalam kurun waktu cukup lama, Anda sering kali dihadapkan pada situasi dimana Anda membutuhkan modal lebih agar bisnis yang Anda jalankan terus berjalan dengan baik dan berkembang karena permintaan konsumen yang dari waktu ke waktu kian meningkat.
Anda pun dituntut untuk dapat memenuhi tingginya permintaan masyarakat akan produk Anda yang berarti juga naiknya biaya sebagai modal pengembangan. Sebagai pilihan atas masalah tersebut, banyak pengusaha UKM yang meminjam dana pada bank. Namun, UKM-UKM Indonesia kerap mengalami kendala untuk mengakses pembiayaan dari lembaga keuangan.
Perlu Anda ketahui, untuk dapat mengakses pendanaan dari lembaga keuangan seperti bank, Anda diharuskan mendapat kepercayaan dari lembaga tersebut, dengan memiliki kondisi UKM yang sehat. UKM yang sehat tersebut maksudnya adalah UKM Anda mempunyai pembukuan yang baik, memiliki manajemen keuangan yang baik, dan juga prospek usaha yang baik pula.
UKM dinilai memiliki keunggulan tersendiri karena proses pengerjaan yang berbeda dengan industri besar. Nilai tambah itulah yang membuat UKM di Indonesia mampu bertahan dan bersaing dengan industri-industri lain bermodal besar.
Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatid (Bekraf) Fadjar Hutomo, berpendapat bahwa permasalahan yang sering muncul pada sektor UKM Indonesia adalah permodalan. Masalah tersebut disebabkan beberapa hal seperti ketidaklayakan UKM dalam mengakses pembiyaan perbankan (unbankable),aset berharga yang tidak bisa diraba (intangible assets), risiko yang tinggi dan tak bisa diprediksi (high and unpredicted risk), serta aliran dana yang tidak stabil (unstable cash flow).
“Permodalan itu sebenarnya bukan masalah. Hal tersebut terjadi karena ada yang belum bisa mengelola bisnis dengan baik. Modal kredit itu seperti obat yang dosisnya harus tepat. Kalau lebih bisa menjadi racun,” jelas Fadjar Hutomo.
Ia menjelaskan, akses permodalan tergantung dari dua pihak yakni lembaga keuangan dan UMKM. Selama ini selalu menekan lembaga keuangan sehingga ada kecenderungan untuk asal keluarkan kredit. Di sisi lain, perbankan ketika akan menginvestasikan dananya belum menemukan UMKM yang memiliki kapasitas yang mumpuni.
Ia juga menambahkan bahwa aset yang dimiliki UKM komposisinya terdiri dari 22% aset berupa tanah dan bangunan, 34% berupa piutang, dan 44% berupa kendaraan, mesin, dan peralatan. Sementara itu, jaminan yang berlaku pada sistem perbankan sebesar 73% berupa jaminan tanah dan bangunan, sisanya sebesar 27% berupa movable properti. “Ini matching matching,” ujarnya.
Terlalu banyak kondisi keuangan yang perlu Anda fokuskan, selain perihal kerumitan permodalan di atas, jangan lupa untuk selalu mengendalikan dana masuk dan keluar pada bisnis Anda agar semua tetap terdata dan lebih mudah dievaluasi setiap saat. Salah satu triknya dengan menggunakan perangkat lunak berbasis cloud seperti Accurate Online yang terkoneksi dengan internet setiap saat. Itu artinya, akan mudah bagi Anda untuk melakukan pengecekan data di mana saja dan kapan saja. Kelebihan lain yang dimiliki oleh Accurate Online adalah software ini telah dilengkapi dengan security data terenkripsi membuat data aman dari ancaman hacker atau pihak-pihak lain yang tidak bertanggung jawab.