Kini, internet menjadi salah satu alat yang dimanfaatkan oleh berbagai industri, terutama pada dunia bisnis. Internet sendiri pada umumnya memuat banyak video dan gambar. Selain mencuri perhatian, gambar biasanya lebih menghibur ketimbang hanya tulisan belaka. Salah satu gambar yang sedang digandrungi zaman sekarang adalah gambar dalam format Meme.
Meskipun banyak yang salah kaprah, Meme yang sesungguhnya dibaca dengan kata ‘Mem’, bukan Meme seperti apa yang tertulis. Kita lihat pada tahun 2016 saat Amerika mengeluarkan film ‘The Conjuring 2’ yang meledak di pasaran. Film yang seharusnya membuat Anda takut untuk pergi ke toilet tengah malam tersebut justru menjadi bahan lelucon yang sangat mengelikan. Bukan karena film yang dibuat tersebut buruk, justru film tersebut mendapat pujian karena kengerian yang ditayangkan sangat meyakinkan.
Lelucon tersebut datang dari banyaknya foto Meme yang beredar, sebagai bahan lelucon dari karakter hantu film tersebut yang bernama ‘Valak’. Berikut karakter Valak dan Meme-meme yang beredar di dunia maya:
Lalu, Marketing Jenis Apa yang Dapat Kita Pelajari Dari Valak?
Apa yang perlu kita pahami dari fenomena tersebut?
Bahwa kini Meme menjadi salah satu tren yang menjadi primadona dengan konten yang menyenangkan sehingga sangat mudah untuk menjadi viral. Pada fenomena film Conjuring 2, Meme dari setan Valak tersebut menyebar dan membuat masyarakat semakin bersemangat dan penasaran untuk menonton film tersebut.
Hal ini tentunya merupakan budaya baru pada dunia media sosial dan digital, yang dengan mudah tersebar pada Facebook, Twitter, Path, Instagram, maupun aplikasi chat seperti WhatsApp, Line, dan lain-lain.
Konsep dari Meme sendiri merupakan foto atau gambar yang dimodifikasi dengan materi komedi sehingga menjadi lucu dan humoris. Meme tersebut dapat tentang perilaku-perilaku manusia yang kocak, atau terhadap fenomena-fenomena yang sedang menjadi tren. Tidak hanya humor, namun banyak juga Meme yang mengandung konten serius dan filosofis.
Meme merupakan bentuk nyata dari viral marketing. Selain menghibur, konten dari Meme sendiri sangat mudah disebarkan, yang mungkin secara ukuran file tidak seberat konten video. Sebuah teknik marketing yang dapat menjadi viral tersebut menciptakan konten yang tanpa disadari sangat dinikmati oleh konsumen. Menurut Rahmat Susanta, pada bagian ‘Marketingsiana’ majalah Marketing Indonesia mengungkapkan bahwa menciptakan marketing dnegan konsep Meme memerlukan nalar dalam memahami tren atau fenemonena tertentu yag sering dibicarakan. Jangan lupa untuk menciptakan konten Meme yang menghibur dan menarik sehingga konsumen akan dengan suka rela membagikannya.
Dalam menciptakan Meme, ada baiknya untuk menciptakan wording yang kiranya akan memiliki selera humor yang masif. Jangan melupakan untuk memperhatikan estetika gambar, dan juga pemilihan warna yang menarik.